1.
DASAR TEORI
Soxhlet merupakan alat yang terdiri
dari pengaduk atau granul anti-bumping, still pot (wadah penyuling) bypass
sidearm, thimble selulosa, extraction liquid, syphon arm inlet, syphon arm
outlet, expansion adapter, condenser (pendingin), cooling water in, dan cooling
water out. Soxhlet biasa digunakan dalam pengekstrasian emak pada suatu bahan
makanan. Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal
dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu
baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat.
Kerugian metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya
digunakan untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas (Harper 1979).
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi
menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya sehingga terjadi ekstraksi
kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan adanya pendingin balik. Penetapan
kadar lemak dengan metode soxhlet ini dilakukan dengan cara mengeluarkan lemak
dari bahan dengan pelarut anhydrous. Pelarut anhydrous merupakan pelarut yang
benar-benar bebas air. Hal tersebut bertujuan supaya bahan-bahan yang larut air
tidak terekstrak dan terhitung sebagai lemak serta keaktifan pelarut tersebut
tidak berkurang. Pelarut yang biasa digunakan adalah pelarut hexana (Darmasih
1997).
Sampel yang sudah dihaluskan,
ditimbang dan kemudian dibungkus dengan kertas saring atau ditempatkan dalam
thimble (selongsong tempat sampel), di atas sample ditutup dengan kapas. Kertas
saring ini berfungsi untuk menjaga tidak tercampurnya bahan dengan pelarut
lemak secara langsung. Pelarut dan bahan tidak dibiarkan tercampur secara
langsung agar bahan-bahan lain seperti fosfolipid, sterol,asam lemak
bebas,pigmen karotenoid, klorofil dan lain-lain tidak ikut terekstrak sebagai
lemak. Hal ini dilakukan agar hasil akhir dari penentuan kadar lemak ini lebih
akurat. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu didih. Fungsi batu didih ialah
untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan didinginkan, labu diisi dengan pelarut
anhydrous (Lucas 1949).
Thimble yang sudah terisi sampel
dimasukan ke dalam soxhlet. Alat ekstraksi soxhlet disambungkan dengan labu
lemak yang telah diisi pelarut lemak dan ditempatkan pada alat pemanas listrik
serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk
pendingin dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan. Penentuan kadar
lemak pada bahan tersebut dilakukan selama beberapa jam tergantung dari jumlah
emak yang terkandung dalam bahan. Semakin banyak kadungan lemak yang terdapat
pada bahan, semakin lama proses ekstraksi lemak dilakukan (Darmasih 1997).
Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik
melewati soxhlet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati
bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair,
kemudian menetes ke thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan
sari ini terkumpul dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan
dialirkan lewat sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran
disebut sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 6 jam.
Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui proses
penyulingan dan dikeringkan (Darmasih 1997).
2.
PRINSIP SOXHLET
Prinsip soxhlet ialah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang
umumnya sehingga terjadi ekstraksi kontiyu dengan jumlah pelarut konstan dengan
adanya pendingin balik.
Soklet terdiri
dari:
- pengaduk / granul anti-bumping
- still pot (wadah penyuling)
- Bypass sidearm
- thimble selulosa
- extraction liquid
- Syphon arm inlet
- Syphon arm outlet
- Expansion adapter
- Condenser (pendingin)
- Cooling water in
- Cooling water out
Bahan yang
akan diekstraksi ialah jagung, dedak, tepung ikan, pelet. Penentuan kadar lemak
dengan pelarut organik, selain lemak juga terikut Fosfolipida, Sterol, Asam
lemak bebas, Karotenoid, dan Pigmen yang lain . Karena itu hasil ekstraksinya
disebut Lemak kasar .
3.
MEKANISME KERJA CARA
SOXHLET
Ø Sampel yang sudah dihaluskan, ditimbang 5-10 gram dan kemudian dibungkus
atau ditempatkan dalam “Thimble” (selongsong tempat sampel) , di atas sample
ditutup dengan kapas.
Ø Pelarut yang digunakan adalah Petroleum Spiritus/n-heksan/Alkohol 95 %/Petroleum
Benzen dengan titik didih tertentu. Selanjutnya labu kosong diisi butir batu
didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Setelah dikeringkan dan
didinginkan, labu diisi dengan Petroleum Spirit/n-heksan/Alkohol 95 % sebanyak 175 ml. Digunakan petroleum spiritus
karena kelarutan lemak pada pelarut organik.
Ø Thimble yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet . Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta
kondensor . Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin
dijalankan dan alat ekstraksi lemak mulai dipanaskan .
Ø Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa
pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair, kemudian menetes ke
thimble. Pelarut melarutkan lemak dalam thimble, larutan sari ini terkumpul
dalam thimble dan bila volumenya telah mencukupi, sari akan dialirkan lewat
sifon menuju labu. Proses dari pengembunan hingga pengaliran disebut
sebagai refluks. Proses ekstraksi lemak kasar dilakukan selama 4 jam.
Ø Setelah proses ekstraksi selesai, pelarut dan lemak dipisahkan melalui
proses penyulingan dan dikeringkan.
4.
MEKANISME KERJA CARA EKSTRAKSI SEDERHANA
Ø Sampel dihancurkan dengan
waring-blender sebanyak 5 gr
Ø Tambahkan pelarut Kloroform-Metanol
sebanyak 20 ml
Ø Diamkan beberapa menit, saring dan
tampung filtratnya
Ø Lalu filtrat dicuci oleh aquadest
sebanyak 20 ml
Ø Gojog dan diamkan sampai terpisah dua
bagian
Ø Buang cairan bagian atasnya
Ø Lakukan pencucian sebanyak 3 kali
Ø Tambahkan sedikit metanol dan
kloroform untuk menghomogenkan (lakukan di lemari asam)
Ø Keringkan larutan yang diperoleh
hingga lemak/minyak saja yang didapat
5.
DASAR PEMILIHAN
METODE, KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN METODE SOXHLET
Metode soxhlet ini dipilih karena pelarut yang digunakan lebih sedikit
(efesiensi bahan) dan larutan sari yang dialirkan melalui sifon tetap tinggal
dalam labu, sehingga pelarut yang digunakan untuk mengekstrak sampel selalu
baru dan meningkatkan laju ekstraksi. Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian
metode ini ialah pelarut yang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan
untuk ekstraksi senyawa yang tahan panas.
LAMPIRAN
SIFAT FISIK PELARUT DAN TETAPAN
KENAIKAN TITIK DIDIH
PELARUT
|
MASSA JENIS, d (g . cm -3)
|
TITIK DIDIH (0C)
|
Petroleum
Benzena
|
0,88 20/4
|
80,1
|
Alkohol 95 %
|
0,789 20/4
|
78,5
|
n-Heksana
|
0,66 20/4
|
69,0
|
DAFTAR PUSTAKA
v Anonim, 2008, http://commons.wikimedia.org/wiki/Image:Soxhlet_Extractor.jpg diakses tanggal 20 Agustus 2008
v Anonim, 2008, http://whale.wheelock.edu/bwcontaminants/analysis.html diakses tanggal 20 Agustus 2008
v Darmasih. 1997. Prinsip Soxhlet.
peternakan.litbang.deptan.go.id/user/ptek97-24.pdf. [28 Maret 2010]
v Harper, V. W Rodwell, P. A Mayes. 1979. Biokimia.
Jakarta: Penerbit EGC.
v Lucas, Howard J, David Pressman. 1949.
Principles and Practice In Organic Chemistry. New York: John Wiley and Sons,
Inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar