UJI KUALITATIF KARBOHIDRAT
A.
Tujuan :
·
Siswa
dapat menuliskan reaksi-reaksi dengan baik dan benar.
·
Siswa
dapat menentukan jenis karbohidrat dalam bahan yang dianalisa.
·
Siswa
dapat membuat laktosa dari susu.
B.
Alat dan Bahan :
1)
Alat
·
Corong
·
Gelas
ukur 25 ml
·
Gelas
kimia 100 ml
·
Batang
Pengaduk
·
Botol
Semprot
·
Pipet
Tetes
·
Penjepit
Tabung
·
Kaki
Tiga
·
Kassa
Asbes
·
Lumpang
Alu
2)
Bahan
·
Sampel
Karbohidrat
·
Standar
Karbohidrat (Larutan Glukosa, Fruktosa, Sukrosa, Laktosa, Amilum
5%, Kertas Saring)
·
Susu
Tawar
3)
Pereaksi
·
Molish
(α Naphtol dan H2SO4 Pekat)
·
Fehling
A (Larutan CuSO4)
·
Fehling
B (Ka-Na-Tartrat+KOH+Air)
·
Seliwanof
(Resorcinol dalam HCl Pekat)
·
Barfoed
·
Fenil
Hidrazin
·
Benedict
·
HCl
Pekat
·
NaOH 2 M
·
H2SO4 2 M
·
H2SO4
Pekat
·
CH3COOH
2 M
·
H2SO4
encer
·
Lakmus
Merah
·
Lakmus
Biru
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan
sarung tangan dan masker ketika melakukan percobaan (APD)
·
Hati-hati
dalam bekerja dan rapikan kembali meja kerja Anda.
·
Ketika memanaskan tabung ,pada uji
seliwanof pakai kacamata geogle
D.
Prosedur Percobaan :
·
Uji Molish
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Isilah tabung reaksi tersebut masing-masing dengan 1 ml larutan Karbohidrat.
3. Tambahkan 0,5 ml Pereaksi Molish, lalu
kocok.
4. Tambahkan H2SO4 pekat (Lewat
dinding tabung)
5. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
·
Uji Seliwanof
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Isilah ke 5 tabung reaksi tersebut
masing-masing dengan 1 ml larutan Karbohidrat.
3. Tambahkan masing-masing 1 ml Pereaksi Seliwanof.
4. Panaskan pada api secara langsung.
5. Terbentuknya warna merah tua, menunjukan adanya (Fruktosa dalam sampel).
·
Uji Barfoed
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Isilah ke 5 tabung reaksi masing-masing dengan
1 ml larutan Karbohidrat.
3. Tambahkan masing-masing 1 ml Pereaksi Barfoed.
4. Masukkan tabung reaksi secara bersamaan ke
dalam penangas air.
5. Catat waktu masing-masing tabung tersebut
sehingga terbentuk endapan.
·
Uji Fehling
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Isilah ke 5 buah tabung reaksi tersebut dengan
1 ml larutan Karbohidrat.
3. Sebelumnya, campurkan
terlebih dahulu larutan Fehling
A dan Fehling B pada tempat lain dengan volume yang sama.
4. Isi masing-masing tabung reaksi yang berisi
larutan Karbohidrat dengan 1 ml larutan campuran Fehling tersebut.
5. Masukkan semua tabung kedalam penangas air
secara bersamaan.
6. Catat waktu saat tabung di masukkan kedalam
penangas air hingga terbentuknya endapan berwarna merah.
·
Uji Fenil Hidrazin
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Tuangkan kedalam tabung reaksi masing-masing
larutan Karbohidrat.
3. Tambahkan masing-masing 0,5 ml Pereaksi Fenil Hidrazin.
4. Masukkan tabung reaksi secara bersamaan
kedalam penangas air sampai terbentuk endapan.
5. Ambil sedikit endapan dan letakkan diatas kaca
arloji.
6. Amati dengan mikroskop.
7. Gambarkan bentuk kristal yang terbentuk.
·
Uji Benedict
1. Siapkan 5 buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Tuangkan
kedalam tabung tersebut masing-masing 1 ml larutan Karbohidrat.
3. Tambahkan masing-masing 1 ml Pereaksi Benedict.
4. Masukkan tabung reaksi secara bersamaan
kedalam penangas air.
5. Catat waktu masing-masing tabung hingga
terbentuknya endapan.
·
Hidrolisis Sukrosa
1. Siapkan 1
buah tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Tuangkan kedalam tabung
tersebut 1
ml larutan
Sukrosa, tambahkan
1ml Pereaksi Fehling kemudian panaskan dalam penangas air selama 2
menit.Amati dan catat
perubahan yang terjadi
3. Ambillah 1
ml larutan sukrosa, tambahkan
10 tetes H2SO4 encer, lalu panaskan
dalam penangas air selama 5 menit, kemudian
dinginkan dan tambahkan beberapa ml larutan NaOH encer sampai netral. (Uji dengan menggunakan Kertas Lakmus).
4. Setelah netral, tambahkan 1 ml Pereaksi
Fehling kemudian panaskan lagi didalam penangas air selama 2 menit.
5. Amati dan catat
perubahan yang terjadi.
·
Hidrolisis Amilum
1. Siapkan tabung reaksi yang bersih dan kering.
2. Ambillah 2 ml larutan
Amilum lalu tambahkan
Pereaksi Fehling sebanyak 1 ml kemudian panaskan dalam
penangas air.Amati perubahan
yang terjadi
3. Ambillah 2 ml larutan Amilum, lalu tambahkan
1ml larutan H2SO4
2 M kemudian panaskan dalam penangas air selama 5 menit kemudian dinginkan dan
tambahkan beberapa tetes
larutan NaOH 2 M sampai netral.
4. Setelah
netral, tambahkan 1 ml Pereaksi Fehling kemudian panaskan lagi
dalam penangas air selama 2 menit.
5. Amati dan catat perubahan
yang terjadi.
·
Hidrolisis Selulosa
1. Masukkan kedalam mortir, potongan kertas saring yang kecil, ditambah H2SO4 pekat (1-2 tetes),kemudian
gerus .Ulangi pekerjaan
tersebut beberapa kali sampai kertas menjadi halus.(warna zat tidak hitam)
2. Masukkan zat tersebut kedalam gelas kimia 100 ml yang berisi 10 ml aquadest, panaskan selama 30 menit.
3. Ambil 2 ml larutan tersebut kemudian tambahkan
2 ml Pereaksi Fehling dan panaskan lagi
dengan penangas air.
4. Amati dan catat perubahan yang terjadi.
·
Hidrolisis Laktosa
1. 10 ml susu encerkan dengan
volume yang sama.
2. Kemudian tambahkan 5 ml larutan CH3COOH 2 M sampai tidak terbentuk
endapan kembali kemudian saring.
3. Filtrat yang diperoleh di uji sebanyak 2 ml
dengan menggunakan Pereaksi Fehling 1 ml dan panaskan secara tidak langsung.
4. Amati perubahan yang terjadi
UJI KUALITATIF PROTEIN
A.
Tujuan :
·
Siswa
dapat menuliskan reaksi-reaksi dengan baik dan benar.
·
Siswa
dapat menentukan Jenis Protein
dalam bahan yang dianalisa.
B.
Alat dan Bahan :
1.
Alat
·
Corong
·
Gelas
Ukur 25 ml
·
Gelas
Kimia 100 ml
·
Batang
Pengaduk
·
Botol
Semprot
·
Pipet
Tetes
·
Penjepit
Tabung
·
Kaki
Kiga
·
Kassa
Asbes
·
Lumpang
Alu
2.
Bahan
·
Alkohol 70%
·
(NH4)2SO4
·
CuSO4
0,01 N
·
Formaldehid 10%
·
HNO3 pekat
·
H2SO4
·
NaOH
40%
·
MSG
·
Gelatin
·
Susu Tawar
·
Putih Telur
·
Pereaksi
Millon (Hg dalam HNO3 Pekat berasap)
·
(CH3COO)2Pb
·
Sampel
Protein
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan
sarung tangan dan masker ketika melakukan percobaan (APD)
·
Hati-hati
dalam bekerja dan rapikan kembali meja kerja anda.
D. Prosedur
Kerja
·
Uji Biuret
1. Siapkan 5 buah tabung
reaksi yang bersih dan kering.
2. Tuangkan 2 ml sampel protein
kedalam tabung reaksi, kemudian tambahkan
1 ml larutan NaOH 40%, kocok.
3. Tambahkan
3 tetes CuSO4 0,01 N sampai
larutan berubah menjadi warna ungu.
4. Ulangi percobaan diatas dengan MSG, Susu, Putih Telur dan Gelatin.
·
Uji
Xantho Protein
1. Siapkan 5 buah tabung
reaksi yang bersih dan kering.
2. Masukkan larutan protein kedalam tabung
reaksi dan tambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat.
3. Bila dipanaskan endapan putih akan berubah
menjadi larutan kuning karena adanya reaksi nitrasi
gugus fenol.
4. Ulangi percobaan diatas dengan MSG, Susu, Putih Telur dan Gelatin.
·
Percobaan Millon
Larutkan
kedalam tabung reaksi 2 ml larutan protein dan 1 ml larutan Pereaksi Millon akan menghasilkan endapan putih yang lambat laun akan berubah menjadi merah.(Lebih
cepat bila dipanaskan).
·
Percobaan Terhadap
Adanya
Unsur
Belerang
Larutkan
kedalam tabung reaksi 2 ml larutan protein dan 2ml larutan NaOH 40%, tambahkan beberapa tetes larutan
(CH3COO)2Pb akan terbentuk endapan hitam.
·
Reaksi Pengendapan oleh Garam Netral
1. Larutkan 5 ml larutan protein dengan (NH4)2SO4
jenuh berlebih akan terjadi endapan protein.
2. Kemudian tambahkan 2 ml larutan alkohol akan membentuk endapan putih yang larut
bila ditambah air atau ammonia.
·
Reaksi Hopkins Kole
Larutkan
1 ml larutan
protein dalam 1 ml larutan formaldehid 10%, kemudian tambahkan 1 ml H2SO4 melalui
dinding, maka akan
terbentuk 2 lapisan dan amati perubahan cincin.
ANALISA KADAR PROTEIN METODE KJELDAHL
A.
Tujuan :
·
Siswa dapat menentukan
proses Nitrogen dalam sample yang mengandung unsur Nitrogen dengan cara
Kjedahl.
B. Alat
dan Bahan
1. Alat :
-
Labu
kjedahl
-
Neraca
-
Labu
Erlenmeyer 300 ml
-
Buret
-
Adaptor
-
Bola
kjedahl
-
Pendingin
Liebig
-
Gelas
kimia 600 ml
-
Corong
Tetes (Corong pisah )
-
Corong
-
Klem
dan Statif
-
Pembakar
Bunsen
-
Kaki
tiga dan Kasa asbes
- Cawan Porselin
- Tang Krus
- Oven
- Neraca Analitik
- Spatula
- Botol Timbang
- Gelas Kimia 100 ml
- Alu
2.
Bahan :
-
± 1 gram senyawa sample ( ditimbang secara
analitis )
-
2
x 40 ml Asam Sulfat pekat
-
2
x 10 gram Kalium Sulfat
-
2
x ± 3 gram Tembaga Sulfat
-
Larutan Asam Klorida ± 0,1 N
-
Larutan
Kalium Hidroksida yang pekat
-
Larutan
Natrium Hidroksida ± 0,1 N
-
Larutan
Asam Oksalat ± 0,1 N
-
Kertas
lakmus
-
Indikator Metil Merah 0,1%
-
Aluminium Foil
C.
Keselamatan Kerja :
-
Gunakan
APD pada saat bekerja di laboratorium
-
Kerjakan
sesuai dengan prosedur
D.
Cara Kerja :
1.
Penentuan Kadar Air
·
Timbang sampel yang telah berupa serbuk atau bahan yang telah di haluskan
sebanyak 1 – 2 gr dalam botol timbang yang yang telah diketahui beratnya.
·
Kemudian keringkan dalam oven pada suhu 100 – 1050C selama 3 – 5
jam tergantung pada sampelnya.
·
Dinginkan didalam desikator selama ± 5 menit
·
Kemudian timbang beratnya di neraca analitik, catat hasilnya.
·
Panaskan kembali didalam oven pada suhu 100 – 1050C selama 30
menit.
·
Dinginkan didalam desikator selama ± 5 menit
·
Kemudian timbang lagi beratnya di neraca analitik, catat hasilnya.
Perlakuan ini
·
diulangi sampai tercapai berat
konstan (selisih penimbangan berturut-turut adalah 0.02 gr)
·
Pengurangan berat merupakan banyaknya air yang hilang dalam bahan.
|
Keterangan : A = Berat Sampel yang ditimbang
B = Berat Cawan
+ Sampel sebelum dipanaskan
C = Berat Cawan
+ Sampel setelah dipanaskan
2. Destruksi
Dan Destilasi
·
Masukkan
± 1 gram sample yang telah dihaluskan ke
dalam labu kjedahl, serta tambahkan 7,5 gram Kalium
Sulfat, ± 0.35 gram Tembaga
Sulfat dan 15 ml Asam
Sulfat pekat.
·
Pasang
labu kjedahl dengan sudut kemiringan ± 60o,panaskan sampai jernih
(tak berasap). Kemudian
dinginkan hasil destruksi.
·
Setelah
dingin pindahkan labu, lengkapi
dengan pendingin untuk destilasi dan corong tetes/corong pisah untuk menambah Kalium Hidroksida yang pekat.
·
Teteskan
larutan Natrium Hidroksida dalam corong pisah,tetes demi
tetes sampai berlebih!
·
Diamkan
sampai dingin. Selanjutnya
panaskan dengan api yang rata. Tampunglah
Destilat yang dihasilkan pada gelas kimia yang berisi larutan Asam Klorida
0,1000 N. Apa fungsi Asam
Klorida pada percobaan ini?
·
Ujilah
adanya gas Amoniak yang keluar dengan kertas lakmus yang ditempelkan pada
permukaan dalam corong.
3. Titrasi
·
Isilah
buret dengan larutan Natrium Hidroksida 0,1000 N yang telah distandarisasi.
·
Ambilah
Erlenmeyer yang dipergunakan untuk menampung destilat, Tambahkan indikator
metil merah,dan lakukan titrasi!
·
Sebelumnya standarisasi dulu NaOH oleh H2C2O4.2H2O
|
||||
|
PENENTUAN KADAR NITROGEN TOTAL METODE SEMIMIKRO
KJELDAHL
A.
Tujuan : Siswa dapat menentukan kadar N dalam
sampel
B.
Alat dan Bahan :
1.
Alat :
·
Labu Ukur 100 ml
·
Labu Kjeldahl 250 ml
·
Labu Destilasi
·
Pendingin Liebig
·
Labu Erlenmeyer
·
Gelas Ukur 250 ml
·
Gelas Kimia 100 ml
·
Buret 100 ml
·
Corong saring
·
Pipet Ukur 10 ml
·
Batang pengaduk
·
Statif+Klem Buret+Klem 3 jari
·
Botol Semprot
2.
Bahan :
·
Susu
·
H2SO4 93-98 % bebas N
·
Na2SO4
·
HgO
·
NaOH
·
Na2S2O3
·
H3BO3
·
Metil merah/Metil biru
·
Zink
·
HCl
·
Aquadest
C.
Keselamatan Kerja:
·
Selalu menggunakan APD saat melakukan percobaan
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Prosedur Kerja :
·
Ambil 10 ml susu atau larutan protein dan masukan dalam labu
ukur 100 ml dan encerkan dengan aquadest sampai tanda batas.
·
Ambil 10 ml dari larutan tersebut dan masukkan ke dalam labu
Kjeldahl 250 ml dan tambahkan 10 ml H2SO4, tambahkan 5 gram campuran
Na2SO4 : HgO (20 : 1) untuk katalisator.
·
Didihkan sampai jernih dan lanjutkan pendidihan 30 menit
lagi. Setelah dingin cuci dinding labu kjeldahl dengan aquadest dan
didihkan lagi selama 30 menit.
·
Setelah dingin tambahkan 140 ml aquadest dan tambahkan 35 ml larutan
NaOH-Na2S2O3
dan beberapa butiran Zink.
·
Kemudian lakukan destilasi, destilat ditampung sebanyak 100 ml dalam Erlenmeyer yang berisi
25 ml larutan jenuh asam borat dan beberapa tetes indikator metil merah/metil biru.
·
Titrasilah larutan yang diperoleh dengan HCl 0,02 N.
·
Hitung total N atau % Protein dalam contoh.
·
Perhitungan jumlah total N.
PERHITUNGAN
|
Keterangan : f = faktor prngrnceran dalam contoh ini besarnya f = 10
LAMPIRAN
1. Larutan NaOH-Na2S2O3
500 gram NaOH + 500 ml H2O + 125 gram Na2S2O3, kocok sampai larut semua.
2. Larutan metal merah/biru
100 mg metil merah + 30 mg metil biru dilarutkan dalam
60 ml alkohol 95 %.
3. Untuk membuat 10 L larutan
HCl dalam berbagai Normalitas dapat dilihat pada daftar dibawah ini:
Normalitas (N)
|
ml HCl pekat dilarutkan menjadi 10 liter
|
0,01
|
8,9
|
0,02
|
17,8
|
0,05
|
44,5
|
0,10
|
89,0
|
0,50
|
445,0
|
1,00
|
890,0
|
ANALISIS SIFAT FISIS DAN KIMIA MINYAK ATAU LEMAK
A.
Tujuan :
· Siswa dapat mengetahui
cara-cara untuk menganalisa sifat fisik dan sifat kimia dari minyak/lemak.
B.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
· Piknometer
· Labu Erlenmeyer
Asah
· Alat Refluks Kondensor
· Klem
· Statif
· Buret
· Botol semprot
· Gelas kimia 250
ml
2. Bahan :
· Minyak/Lemak
·
Larutan KOH dalam Alkohol 0,5 N
·
Larutan HCl 0,5 N
·
Larutan CCl4
·
Larutan Hanus
·
Larutan KI 10 %
·
Larutan Kanji
·
Indikator Phenolptalein
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Cara Kerja :
1. Penentuan Spesifik Gravity Minyak
v Membersihkan piknometer
dan tempatkan didalam desikator sekitar 10 menit
v Menimbang
piknometer kosong
v Menimbang
picnometer yang berisi air
v Menimbang
picnometer yang berisi minyak
v Menghitung
spesifik gravity
2. Penentuan Angka Penyabunan
v Tambahkan KOH
alkoholik 0,5 N sebanyak 25 ml kedalam labu yang berisi 2 gram minyak
v Merefluks
campuran tersebut diatas penangas air (jangan memakai api langsung) sekitar 1
jam
v Dinginkan
campuran tersebut, kemudian tambahkan 0,5 ml indikator Pp 1 %
v Titrasi dengan
larutan standar HCl 0,5 N
v Lakukan titrasi
blanko (KOH Alkoholik) dengan HCl 0,5 N
v Hitung angka
penyabunan
3. Penentuan Bilangan Iodium
v Buat campuran
larutan dalam sebuah labu Erlenmeyer yang terdiri dari 5 ml larutan CCl4 + 10 ml larutan Hanus + 0.24 gram
minyak
v Tutup Erlenmeyer
dengan tutup yang dibasahi sedikit larutan KI
v Kocok campuran
tersebut, kemudian diamkan selama 30 menit dalam tempat gelap
v Tambahkan 10 ml
larutan KI 10 %, dan 50 ml air lalu kocok lagi
v Titrasi campuran
dengan Na2S2O3 0,1 N sampai larutan berubah
menjadi kuning
v Tambahkan 2 ml
larutan kanji, kemudian titrasi kembali dengan Na2S2O3
0,1 N (selama titrasi kocok terus dan usahakan sekali-kali menutup
erlenmeyer)
v Lakukan titrasi
blanko (CCl4 + Hanus + Air).
v Hitung angka
Iodium
4. Penentuan Kadar Asam Lemak/Minyak
v Timbang dengan
teliti 10 gram sampel lemak atau minyak dan suspensikan lemak leleh dalam 50 ml
pelarut lemak
v Tambahkan 1 ml
indikator Pp dan aduk baik-baik, kemudian titrasi dengan larutan KOH sampai
terjadi warna merah muda tetap. Catat volume ml KOH standar yang diperlukan dan
hitunglah bilangan asam dari lemak atau minyak
ANALISIS
KADAR LEMAK SECARA KUANTITATIF
A.
Tujuan :
·
Siswa
dapat menuliskan reaksi-reaksi dengan baik dan benar.
·
Siswa
dapat menentukan bilangan asam, bilangan iodium, dan bilangan penyabunan dalam
bahan yang dianalisa.
B.
Alat dan Bahan :
1.
Alat
·
Botol
Timbang
·
Pendingin
Refluks
·
Labu
Erlenmeyer 250 ml
·
Buret
50 ml
·
Pipet
seukuran 50 ml & 10 ml
·
Pipet
tetes
·
Gelas Kimia 200 ml
2.
Bahan
·
Lemak/Minyak
20 gram
·
C2H5OH 95 %
·
Larutan KOH 0,1 N
·
Larutan KOH Alkoholik 0,5 N
·
Larutan KOH 40 %
·
Indikator
Phenolptalein
·
Indikator
Bromthymol Blue
·
CHCl3
·
Larutan HCl 0,5 N
·
Reagent
Yodium-Bromida
·
KI
15 %
·
N2S203.5H2O 0,1 N
C.
Keselamatan Kerja
·
Gunakan
sarung tangan dan masker ketika melakukan percobaan (APD)
·
Hati-hati
dalam bekerja dan rapikan kembali meja kerja anda.
D. Prosedur
kerja
a) Penentuan Angka Asam
· Timbang ± 20 gr
Lemak, masukkan kedalam
Labu Erlenmeyer dan tambahkan 50 ml C2H5OH 95 % Netral.
· Tutup dengan pendingin balik, setelah ditutup panaskan sampai mendidih dan
dikocok kuat-kuat untuk melarutkan asam lemak
bebasnya.
· Setelah dingin larutan lemak dititrasi dengan larutan KOH 0,1 N
standar terhadap indikator
Phenolptalein hingga terjadi perubahan warna dari
tidak berwarna sampai berwarna merah muda yang tidak hilang selama 30
detik. Apabila cairan yang dititrasi berwarna gelap
dapat ditambahkan larutan indikator Bromtimol
Biru sampai berwarna biru.
· Angka asam dinyatakan sebagi mg KOH yang dipakai
untuk menetralkan asam lemak bebas dalam 1 gram lemak atau minyak.
|
Apabila sampel banyak mengandung asam lemak bebas, maka sampel dapat ditimbang ± 5 gram.
b) Penentuan Angka Penyabunan
· Timbang minyak atau lemak dengan teliti antara
1,5 – 5,0 gram dalam Erlenmeyer 200 ml. Tambahkan
50 ml larutan KOH yang dibuat dari 40 gram KOH dalam 1 Liter alkohol. Setelah
itu ditutup dengan pendingin balik, didihkan
dengan hati-hati selama 30 menit.
· Selanjutnya dinginkan dan tambahkan beberapa
indikator phenolptalein
dan titrasilah kelebihan larutan standar dengan
HCl 0,5 N. Untuk
mengetahui kelebihan larutan KOH ini perlu dibuat titrasi blanko, yaitu dengan prosedur yang sama kecuali tanpa
bahan lemak atau minyak.
· Angka penyabunan ini dinyatakan sebagai banyaknya mg KOH yang dibutuhkan untuk
menyabunkan lemak secara sempurna dari 1 gram lemak atau minyak.
|
c) Penentuan Angka Yodium
· Timbang minyak atau lemak dengan teliti antara
1,5 – 5,0 gram dalam Erlenmeyer. Tambah
10 ml CHCl3 atau CCl4
dan 25 ml reagent Yodium-Bromida dan biarkan ditempat gelap selama 30 menit
dengan sesekali digojog.
· Kemudian tambahkan 10 ml larutan KI 15 % dan
tambahkan 50 -100 ml aquadest yang telah di didihkan, dan segera titrasi dengan larutan Na2S203.5H20
0,1 N sampai larutan berwarna kuning pucat, kemudian tambahkan 2 ml larutan Amilum, titrasi
dilanjutkan sampai warna biru menjadi hilang.
· Larutan blanko yang dibuat dari 25 ml larutan
reagent Yodium-Bromida dan ditambah 10 ml KI 15% kemudian diencerkan dengan 100 ml aquadest yang telah
di didihkan dan dititrasi dengan larutan Na2S203.5H20
0,1 N .
· Banyaknya Na2S203.5H20
untuk titrasi blanko dikurangi titrasi
sesungguhnya adalah equivalen dengan banyaknya yodium yang diikat oleh lemak
atau minyak.
PERHITUNGAN
|
ANALISIS
ZAT WARNA PADA BAHAN MAKANAN
A. Tujuan :
·
Siswa
dapat menentukan jenis zat warna dalam bahan makanan.
·
Siswa
dapat mengidentifikasi zat warna dalam makanan yang layak konsumsi dan yang
berbahaya untuk dikonsumsi.
B. Prinsip :
Analisa zat
warna sintetik dapat dilakukan dengan metoda sederhana salah satunya dengan
alat kromatografi kertas, dengan
peralatan yang sederhana pula seperti gelas, air, dan kertas saring. Sehingga tidak
diperlukannya adanya pelarut ataupun memerlukan tersedianya peralatan khusus.
Keuntungan analisis sederhana ini adalah
cara analisisnya tidak memerlukan ketersediaan zat pewarna-pewarna standar
apapun.
C. Alat dan Bahan :
1.
Alat :
·
Kertas
Kromatografi
·
Gelas
Kimia 200 ml
2.
Bahan :
·
Sampel
yang mengandung zat warna
·
Pelarut
(air)
D. Prosedur Kerja :
·
Larutkan
sampel zat warna ke dalam air, sehingga
didapat konsentrasi 1 gr/L
·
Teteskan
larutan tersebut pada ujung kertas ± 2 cm dari ujung kertas saring yang
berukuran 10 x 2,5
cm
·
Masukkan
kertas kromatografi ke dalam gelas kimia 200 ml
yang telah diisi air secukupnya (diletakkan 1 – 1,5 cm dari dasar gelas kimia tersebut)
·
Angkat
kertas kromatografi dan keringkan di udara
·
Amati
warna yang terbentuk pada rembesan kertas
ANALISIS
ZAT PENGAWET PADA MAKANAN
A. Tujuan :
·
Siswa
dapat mengidentifikasi jenis zat pengawet pada bahan makanan.
·
Siswa
dapat menentukan jenis zat pengawet pada bahan makanan.
B.
Prinsip :
·
Asam Benzoat atau Asam Salisilat
Asam
Benzoat dalam sampel dipisahkan dengan diekstraksi menggunakan pelarut tertentu
dalam suasana asam. Filtrat yang mengandung Asam Benzoat diuapkan dan dilarutkan,
kemudian direaksikan dengan FeCl3 sehingga menimbulkan hasil yang
khas (endapan berwarna merah).
·
Asam Borat
Sampel
yang diasamkan menciptakan hasil yang khas dengan turmerik yaitu noda berwarna
merah hasil reaksi turmerik dengan asam borat.
·
Formaldehid (Formalin)
Formaldehid
menciptakan larutan berwarna kuning dengan asam kromotropat dan dengan
penambahan Mg-ribbon menghasilkan gas.
C.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
·
Botol
semprot
·
Batang
pengaduk
·
Labu
ekstraksi
·
Corong
panjang
2. Bahan :
·
n-hexana atau eter
·
FeCl3
5 %
·
Kertas
Turmerik
·
NH4OH
·
H3PO4
20 %
·
Asam Kromotoprat 0,5 %
·
Mg-Ribbon
·
HCl 6 N
·
Aquadest
·
Kertas saring
D. Cara
Kerja :
1. Asam Benzoat atau Asam Salisilat
·
Larutkan
1 gr sampel dalam 10 ml
aquadest kemudian asamkan dengan beberapa tetes
HCl 6 N
·
Ekstraksi
dua kali
dengan 5 mL petroleum n-hexana atau eter kemudian saring, lalu uapkan filtrat
·
Tambahkan
air pada residu, kemudian tambahkan 2 mL larutan FeCl3 5% netral sampai terjadi endapan
berwarna merah
2. Asam Borat
·
Larutkan
1 gr sampel dalam 10 ml
aquadest kemudian asamkan dengan beberapa tetes
HCl 6 N
·
Saring,
lalu celupkan kertas turmeric pada filtrate
·
Amati
perubahan yang terjadi, tambahkan NH4OH lalu HCl 6 N bila perlu
·
Amati
yang terjadi.
3. Formaldehid (Foemalin)
·
Larutkan 1 gr sampel dalam 10 ml
aquadest, asamkan dengan 5 mL H3PO4
20%, lalu destilasi
·
Dinginkan
destilat, lalu tambah 2 mL pereaksi asam kromotoprat 5%
·
Panaskan
dalam waterbath selama 30 menit
·
Amati
perubahan yang terjadi
·
Asamkan
dengan 3 mL larutan HCl 6N jika formaldehid tidak ada
·
Tambahkan
Mg-Ribbon, lalu amati gas yang terbentuk
ANALISA
ZAT PEMANIS PADA BAHAN MAKANAN
A. Tujuan :
·
Siswa
dapat mengidentifikasi zat pemanis pada makanan
·
Siswa
dapat menentukan jenis zat pemanis pada makanan
B. Prinsip :
·
Siklamat
Siklamat
dengan NO2 membentuk senyawa berwarna kuning. Sampel yang mengandung
siklamat akan menghasilkan hasil yang sama dengan standar
·
Sakarin
Sampel yang
mengandung sakarin diekstraksi, kemudian didestruksi. Hasil destruksi direaksikan
dengan H2O2 dan diasamkan. Hasil pemanasan direaksikan
dengan BaCl2. Hasilnya akan menunjukan endapan putih.
C. Alat dan Bahan :
1. Alat :
·
Corong
·
Kaki
tiga
·
Kassa asbes
2. Bahan :
·
Sampel
yang mengandung zat pemanis
·
H3PO4
20%
·
Petroleum
eter
·
Serbuk
Tragakanth
·
NaHCO3
·
H2SO4
70%
·
NaOH
10%
·
Pereaksi
Nessler
·
NaNO2
·
BaCl2
5%
D. Cara
Kerja :
1. Siklamat
·
Basakan
sampel dengan 1 mL larutan NaOH 10%
·
Aduk
sampel dan biarkan selama 5 menit
·
Saring
sampel, lalu tambahkan 2 mL larutan BaCl2 5%, 10 mL HCl 6N dan 0,2
gr NaNO2
·
Amati
perubahan yang terjadi
2. Sacharin
·
50
– 100 mL sampel diasamkan dengan H3PO4 25%, kocok.
·
Kocok
campuran (1:1) eter – minyak tanah (petroleum eter) untuk sacharin dan campuran
eter – kloroform untuk dulcin.
·
Tambahkan
5 – 10 g serbuk tragakanth, kocok dengan kuat, pisahkan antara larutan dengan
padatannya (bentuk gel).
·
Destilasi
larutannya, dan tambahkan NaHCO3 ke dalam residunya, saring, lalu
uapkan sampai kering.
·
Didihkan
sebagian residu perlahan dengan beberapa tetes H2SO4 70%,
kemudian encerkan dengan air.
·
Tambahkan
NaOH hingga pH basa, lalu tambahkan pereaksi Nessler,
jika larutan menjadi coklat, berarti baik sacharin adalah positif.
ANALISA ZAT PENGASAM PADA MAKANAN ATAU MINUMAN
A. Tujuan :
·
Siswa dapat melakukan analisa kualitatif dan kuantitatif
terhadap makanan atau minuman
yang mengandung zat pengasam
B. Alat dan Bahan :
1.
Alat :
·
Tabung reaksi
·
Penangas air
·
Corong
·
Pipet tetes
·
Botol semprot
·
Rak tabung reaksi
·
Gelas kimia
·
Penjepit tabung
2.
Bahan :
·
Zat yang mengandung Asam sitrat
·
Zat yang mengandung Asam laktat
·
Zat yang mengandung Asam sorbat
·
Bahan lain sesuai prosedur
C. Keselamatan Kerja:
·
Selalu menggunakan APD saat melakukan percobaan
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D. Cara Kerja :
v Asam Sitrat
1. Larutan zat (1 : 10) bereaksi asam
2. Memberikan reaksi terhadap
sitrat
a. Larutan garam sitrat (1 : 20), tambahkan raksa(II)sulfat
LP berlebih, panaskan sampai mendidih, dan tambahkan KMnO4 LP, larutan tidak berwarna dan
terbentuk endapan putih.
b. Larutan garam sitrat yang diasamkan
dengan larutan asam sulfat P(1:20), dengan sepertiga volume
KMnO4 LP, dipanaskan sampai warna permanganat hilang, tambahkan Brom LP tetes
demi tetes sampai terbentuk
endapan putih.
c. Larutan netral garam
sitrat (1 : 20), jika didihkan dengan CaCl2
berlebih akan terbentuk
endapan hablur putih yang tidak larut dalam NaOH, tetapi larut dalam HCl
encer.
3.
Penetapan kadar asam sitrat
Larutkan 1,5 gram zat yang ditimbang dalam air hingga
250 ml. Titrasi 25 ml larutan dengan NaOH 0,1 N menggunakan 2-3 tetes indikator phenolptalein sebagai
indicator. Tiap ml NaOH 0,1 N setara dengan 7,005 mg C6H8O7.H2O
v Asam Sorbat
1. Suspensikan 0,1 gram zat
dalam 10 ml air, larutan bereaksi asam terhadap kertas lakmus.
2. Pada 1 ml larutan zat (1 : 100) dalam aseton, tambahkan 1 ml air dalam 2
tetes brom, kocok, warna larutan segera hilang.
3. Penetapan kadar asam sorbat
Larutkan ± 1 gram zat yang ditimbang dengan seksama
dalam etanol netral hingga volume 100 ml. Titrasi 25 ml larutan
dengan NaOH 0,1 N menggunakan 2 atau 3 tetes indikator phenolptalein. Tiap ml NaOH 0,1 N setara
dengan 11,21 mg C6H8O2
v Asam Laktat
1. Larutan zat (1 : 10) bereaksi asam dengan
kertas lakmus
2. Zat memberikan reaksi
terhadap laktat
Jika larutan garam laktat diasamkan dengan H2SO4
(1 : 20), ditambah KMnO4 dan dipanaskan akan
tercium Asetaldehida
3.
Penetapan Kadar asam laktat
Timbang dengan teliti ± 3 gram sampel tambahkan 40 ml NaOH 1 N, panaskan campuran diatas
penangas air selama 10 menit kemudian dititrasi dengan H2SO4 1 N. Sambil dipanaskan
menggunakan 1-2 tetes
phenolptalein sebagai indicator. Lakukan percobaan blanko dengan cara yang sama. Tiap ml NaOH 1 N setara
dengan 90,08 mg C3H6O3.(CH3.CH(OH).COOH)
ANALISA ZAT
PENGAWET PADA MAKANAN ATAU MINUMAN
A.
Tujuan :
·
Siswa dapat mengidentifikasi dan menentukan kadar zat
pengawet makanan dan minuman.
B.
Alat dan Bahan :
1.
Alat :
·
Batang pengaduk
·
Botol semprot
·
Botol timbang
·
Filler
·
Lumpang + alu
·
Pipet seukuran
·
Neraca teknis
·
Tabung reaksi
2.
Bahan :
·
Garam bezoat (1:20)
·
HCl encer
·
Air aquadest
·
FeCl3
·
HCl pekat
·
Eter
·
HCL 0.5 N
·
Sampel yang tidak mengandung zat pengawet
·
Sampel yang bertuliskan mengandung Na-Benzoat
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Prosedur Kerja :
·
Analisa kualitatif
1. Larutan Garam benzoate (1 : 20) jika diasamkan dengan
HCl encer akan terbentuk endapan hablur. Hablur yang terbentuk jika
dipisahkan dicuci dengan air dingin dan
dikeringkan akan melebur pada suhu ± 122oC.
2. Larutan netral garam
benzoat (1 : 20) dengan besi (III) klorida terbentuk endapan coklat
kemerahan. dengan penambahan asam klorida akan terbentuk hablur putih.
·
Analisa Kuantitatif
1. Timbang dengan teliti ± 1,5 gram zat yang
sebelumnya telah dikeringkan pada suhu 110oC selama 4 jam. Masukkan kedalam labu
Erlenmeyer 300 ml, tambahkan 75 ml eter dan 5 tetes metil jingga. Titrasi dengan HCl 0,5 N, kocok baik-baik. Pada akhir titrasi terjadi
warna merah jingga pada lapisan air. Tiap ml HCl 0,5 N setara dengan 72,05
mg C7H5NaO2.
ANALISA ZAT PENYEDAP PADA MAKANAN
A.
Tujuan :
·
Menentukan zat penyedap MSG secara kualitatif dan kuantitatif
B.
Alat dan Bahan :
1.
Alat :
·
Batang pengaduk
·
Botol semprot
·
Botol timbang
·
Filler
·
Lumpang + alu
·
Pipet seukuran
·
Neraca teknis
·
Tabung reaksi
2.
Bahan :
·
Aquadest
·
HCl 1N
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Prosedur Kerja :
·
Uji kulitatif MSG
Kedalam 10 ml larutan MSG (1 : 10) tambahkan 5,6 mL HCl 1 N. Saat didiamkan
terbentuk endapan kristal putih Asam glutamate. Bila kedalam larutan keruh
tersebut ditambah HCl 1 N Asam glutamate larut dalam
pengocokan.
ANALISA ZAT PENGASAM PADA MAKANAN DAN MINUMAN SECARA
KUALITATIF DAN KUANTITATIF
A.
Tujuan :
·
Siswa dapat mengidentifikasi
zat pengasam pada makanan dan
minuman secara kualitatif dan kuantitatif.
B. Alat dan Bahan :
1. Alat :
·
Batang pengaduk
·
Botol semprot
·
Botol timbang
·
Buret
·
Labu ukur
·
Labu Erlenmeyer
·
Filler
·
Pipet seukuran
·
Klem statif
·
Neraca analitik
2. Bahan :
· Aquadest
· Larutan NaOH 0,1 N
· Hg2SO4
· KMnO4
· Etanol
· Kertas lakmus
· Indikator phenolptalein
· Sampel
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Prosedur Kerja :
·
Uji Kualitatif Asam Sitrat
Larutan garam sitrat (1 : 20) tambah Hg2SO4
berlebih, panaskan sampai mendidih dan tambahkan KMnO4. Larutan tidak berwarna dan
terbentuk endapan putih.
· Analisa Kuantitatif Asam Sitrat
Larutkan 1,5 gr zat yang
ditimbang dengan seksama dalam air hingga 250 ml. Titrasi 25 ml larutan
dengan NaOH 0,1 N terhadap 2-3 tetes indikator phenoltalein. Tiap ml NaOH 0,1 N setara
dengan 7,005 mg C6H8O7.H20
·
Uji Kualitatif Asam Sorbat
Suspensikan 0,1 gr zat dalam 10 ml air, larutan
bereaksi asam terhadap kertas lakmus.
· Analisa Kuantitatif Asam Sorbat
Larutkan 1 gr zat yang ditimbang dengan
seksama dalam etanol netral dalam hingga 100 ml. Titrasi 25 ml larutan NaOH
0,1 N dengan
indikator phenoltalein. Tiap ml NaOH 0,1 N setara
dengan 11,21 mg C6H8O7
ANALISA ZAT
PENGEMULSI SECARA KUALITATIF DAN KUANTITATIF
A.
Tujuan :
·
Siswa dapat mengidentifikasi dikalium Posfat
·
Siswa dapat menentukan kadar dikalium Posfat
·
Siswa dapat mengidentifikasi dan menentukan kadar trikalsium Posfat
B.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
·
Batang pengaduk
·
Buret
·
Corong
·
Gelas kimia
·
Gelas ukur
·
Neraca analitik
·
Tabung reaksi
·
Rak tabung
·
Labu takar
·
Labu Erlenmeyer
·
Klem
·
Statif
2. Bahan :
·
Aquadest
·
CH3COOH
·
(NH4)2C2O4
·
HCl
·
KCl
·
H2SO4
·
KMnO4 0,1 N
·
Indikator phenolptalein
·
Indikator metil jingga
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Prosedur Kerja :
·
Uji Kualitatif dikalium Posfat
Pada larutan zat (1 : 20) tambahkan 1 tetes indikator phenolptalein, terjadi perubahan warna merah jambu
·
Analisa Kuantitatif dikalium Posfat
Timbang dengan seksama ± 3 gr zat yang sebelumnya
telah dikeringkan pada suhu 105oC selama 4 jam. Larutkan dalam 50 ml air. Titrasi dengan HCl 1N pada
suhu 15oC. Gunakan 3-4 tetes indikator metil jingga. Tiap ml HCl 1N setara
sdengan 174,2 mg KH2PO4.
·
Uji Kualitatif dikalium Posfat
Pada larutan zat (1 : 20) tambahkan 1 tetes indikator
phenolptalein, terjadi perubahan warna merah jambu.
·
Uji Kualitatif Gum Arab (Arabic Gum)
1.
Pada 10 ml larutan dingin zat (1 : 50), tambahkan 0,2 ml timbal (II) asetat, segera terbentuk endapan
putih.
2.
Pada 10 ml larutan zat (2 : 100) tambahkan 0,2 ml larutan timbal (II) asetat (1 : 5) tidak terjadi endapan
3.
Pada 100 mg serbuk zat, tambahkan 1 ml I2 0,02 N, tidak terjadi warna merah
cerah/hijau zaitun.
|
|
ANALISA KUALITATIF ZAT WARNA DALAM MAKANAN
A.
Tujuan :
·
Siswa dapat mengidentifikasi zat warna yang terdapat dalam makanan
B.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
·
Batang pengaduk
·
Bunsen
·
Gelas kimia 600 ml
·
Gelas Ukur 10 ml
·
Kaki tiga + Kassa asbes
·
Pipet seukuran 10 ml
·
Filler
·
Plat tetes
2. Bahan
·
Benang wol
·
Aquadest
·
Amonia 12 %
·
HCl pekat
·
H2SO4 pekat
·
NaOH 10 %
·
CH3COOH
C.
Prosedur Kerja :
·
Dalam gelas kimia 600 ml, masukkan 10 ml contoh
sirup pekat kemudian encerkan
dengan 40 ml air. Tambahkan 5 ml asam asetat glacial, kemudian masukkan
kedalamnya 10 cm benang
wol bebas lemak dan didihkan selama 10 menit. Benang wol dikeringkan setelah dicuci dengan air
panas.
·
Reaksi Identifikasi
§ Benang wol dipotong
menjadi 5 bagian
§ Tiap potong ditaruh dalam
lubang pada plat tetes
§ Kemudian masing-masing
ditetesi pereaksi HCl Pekat, Amonia 12 %, H2SO4
Pekat, NaOH 10 %.
Dari
perubahan warna yang terjadi pada masing-masing benang wol yang diuji maka
dapat diketahui zat warna yang dipakai pada contoh yang diperiksa, dapat dengan melihat
daftar table zat warna.
PENETAPAN KADAR KALSIUM DALAM MAKANAN
A. Tujuan :
·
Siswa dapat mengetahui dalam mengetahui kadar Ca dalam
makanan
B.
Alat dan Bahan :
1.
Alat :
·
Neraca
·
Botol timbang
·
Spatula
·
Labu Erlenmeyer 250 ml
·
Gelas Ukur 50 ml
·
Kasa Asbes
·
Buret 50 ml
·
Klem buret
·
Pipet tetes
2.
Bahan :
·
Sampel 2 macam :
§ Sampel yang sudah jelas
kadar kalsiumnya.
§ Sampel yang belum
diketahui kadar kalsiumnya
·
Aquadest
·
Buffer NH3NH4Cl
·
Indikator EBT
·
EDTA
C.
Keselamatan Kerja:
·
Selalu menggunakan APD saat melakukan percobaan
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Prosedur Kerja :
·
Timbang dengan tepat 0,4 gram sampel, masukkan kedalam Labu
Erlenmeyer. Kemudian larutkan dalam 50 ml Aquadest (bila perlu lakukan
pemanasan).
·
Tambahkan 5 ml larutan Buffer NH3NH4Cl
dan sedikit indicator EBT.
·
Titrasi dengan larutan EDTA yang telah distandarisasi sampai
warna larutan berubah dari merah anggur menjadi biru.
·
Lakukan percobaan 1 sampai 3 satu kali lagi, kemudian lakukan
percobaan tersebut dengan sampel yang
lain.
|
|
ANALISIS KADAR VITAMIN C DALAM SUATU SAMPEL
A.
Tujuan :
·
Siswa dapat menentukan kadar vitamin C dalam suatu sampel
B.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
·
Buret
·
Klem
·
Statif
·
Labu Erlenmeyer
·
Labu ukur
·
Neraca Analitik
·
Pipet seukuran 25 ml
·
Batang pengaduk
·
Corong kaca
·
Pipet ukur 25 ml
·
Spatula
2.
Bahan :
·
Sampel
·
Larutan KI 1 %
·
Larutan HCl 2 %
·
Larutan KIO3 0,1 %
·
Indikator Amylum 0,5 %
C.
Keselamatan Kerja:
·
Selalu menggunakan APD saat melakukan percobaan
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Cara kerja :
·
Pipet 25 ml larutan sampel, kemudian larutkan dalam labu ukur 50 ml, tanda bataskan
·
Pipet 10 ml larutan sampel diatas kedalam labu Erlenmeyer, tambahkan 0,5 ml KI 1 %, dan larutan amilum 0,5 % dan 1 ml HCl 2 %
·
Titrasi dengan larutan KIO3 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna biru
·
Lakukan secara duplo
ANALISIS KUANTITATIF VITAMIN C
A. Tujuan : Siswa dapat menentukan
kadar vitamin C dalam sampel
B. Alat dan Bahan :
1.
Alat :
·
Botol semprot
·
Botol timbang
·
Labu ukur 100ml
·
Tabung reaksi
·
Pipet tetes
·
Pipet seukuran 25 ml
·
Gelas ukur 10 ml
·
Buret
·
Labu Erlenmeyer
·
Klem dan statif
2.
Bahan :
·
Sampel
·
Aquadest
·
Larutan indikator amilum 1%
·
Larutan baku I2 0,01 N
C.
Keselamatan
Kerja :
·
Selalu menggunakan APD saat melakukan percobaan
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Prosedur Kerja :
·
Timbang 200 – 300 gram bahan dan
hancurkan dalam blender sampai diperoleh slurry. Timbang 10 – 30 gram slurry, masukkan kedalam labu ukur
100 ml dan tambahkan aquadest sampai tanda batas. saring dengan sentrifugasi
sampai diperoleh filtrat
·
Ambil 5 – 25 ml filtrat dengan pipet
dan masukkan kedalam labu Erlenmeyer. Tambahkan beberapa tetes larutan indikator amilum 1 %, dan 25 ml aquadest bila
perlu
·
Kemudian titrasi dengan larutan I2 0,01 N
PERHITUNGAN
|
PENENTUAN KADAR
AIR DALAM SUATU SAMPEL
A.
Tujuan :
· Siswa dapat menentukan kadar air yang
ada dalam suatu sampel sayuran dengan metode Gravimetri
B.
Alat dan Bahan :
1. Alat :
· Cawan Krus
· Penjepit crus
· Oven
· Neraca Analitik
· Desikator
· Bunsen
2. Bahan :
· Sampel sayuran
· Kertas isap
C.
Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Cara Kerja :
· Persiapan
§ Panaskan cawan krus kosong
pada oven selama 30 menit pada suhu 115oC, Masukkan cawan krus
kedalam desikator selama 15 menit dan timbang
§ Ulangi percobaan diatas
sampai didapat berat konstan (bedanya tidak lebih dari 0.002 gr dari hasil penimbangan
yang berurutan
· Penentuan kadar air
§ Potong secara homogen
sampel sayuran kecil-kecil dan timbang ± 3 gr sampel lalu masukkan kedalam cawan krus
§ Panaskan cawan krus yang
telah berisi sampel pada oven selama 30 menit pada suhu 115oC
§ Masukkan cawan krus
kedalam desikator selama 15 menit dan timbang
§ Ulangi langkah pemanasan
hingga didapat hasil berat konstan
UJI KUALITATIF
KANDUNGAN FORMALDEHID (FORMALIN) DALAM MAKANAN
A.
Tujuan :
· Siswa dapat mengidentifikasi
adanya formalin dalam makanan
· Siswa dapat menganalisa zat
aditif dalam makanan
B.
Alat dan Bahan :
1.
Alat :
· Gelas kimia
· Gelas ukur
· Pipet tetes
· Blender
· Sentripuge
· Batang pengaduk
· Tabung reaksi
2.
Bahan :
· Aquadest
· Natrium Nitroprusid 0,5 %
· Phenylhidrazin 0,5 %
· NaOH 10 %
C. Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D.
Cara Kerja :
· Timbang 10 gram sample
dalam gelas piala 250 ml
· Tambahkan 20 ml aquadest, lalu omogenkan
· Sentrifuge dengan kecepatan 3000
rpm selama 10 menit
· Tambahkan 10 ml
supernatant, 3 tetes Natrium Nitroprusid 0,5 %, 2 tetes phenylhidrazin 0,5%,dan 3
tetes NaOH 10 %, bila larutan tadi berubah menjadi biru maka formalin dalam
sample positif
PENETAPAN KADAR
SACHARINE
A. Tujuan :
· Siswa dapat menganalisa kadar saccharine dalam sample
· Siswa dapat melakukan penetapan
kadar saccharine dalam sample
B. Alat dan Bahan :
1. Alat :
· Botol Timbang
· Gelas kimia 100 ml
· Kertas saring
· Penyangga corong
· Kassa asbes
· Cawan penguap
· Corong kaca
· Labu Erlenmeyer
· Buret
· Statif dan klem
2. Bahan :
· Larutan NaOH 1 : 20
· Aqua DM
· HCl 3 N
· FeCl3
· Ethanol p.a
· Larutan Baku NaOH
· Indikator phenolptalein
· Sampel
C. Keselamatan Kerja :
·
Gunakan APD pada saat bekerja di laboratorium
·
Kerjakan sesuai dengan prosedur
D. Cara kerja :
1.
Identifikasi
Larutkan ± 0,1 gram dalam 5 ml larutan
NaOH 1 : 20, uapkan larutan hingga
kering dan lelehkan diatas nyala api kecil hingga tidak berbau amoniak. Biarkan sisa hingga
mendingin kemudian larutkan dalam 20 ml air dan netralkan larutan ini dengan HCl 3N dan saring, tambahkan 3 tetes FeCl3
dalam filtrat terjadi warna ungu
2.
Penetapan Kadar (Kuantitatif)
Timbang seksama ± 0,5 gram sampel larutkan dalam 40 ml
Etanol p.a, tambahkan 40 ml air lalu tambahkan indikator phenolptalein, dan titrasi dengan NaOH 0,1 N. Lakukan titrasi blanko
Tidak ada komentar:
Posting Komentar