Menjadi Guru yang Baik dan Benar
Guru adalah profesi yang sangat
mulia. Karena gurulah yang membuat seseorang bisa menjadi presiden, politisi,
profesor, pengusaha, dan lain-lain. Terlebih lagi guru Sekolah Dasar, sungguh
sangat besar jasanya bagi kita semua. Tanpa beliau, tidak sedikit orang yang
buta huruf dan kehilangan etika. Karena guru Sekolah Dasarlah yang mengajari
kita membaca, menulis dan berhitung serta bernyanyi (sebelum ada Taman
Kanak-kanak). Kemudian guru Sekolah Dasar pula yang mengajarkan kita budi
pekerti yang luhur, sopan santun, dan saling menyayangi sesama. Seperti lagu
yang pernah saya dapatkan ketika saya duduk di bangku Sekolah Dasar “Hormati gurumu
sayangi teman, itulah tandanya kau murid budiman”.
Begitu mulianya tugas seorang guru, mengajari anak orang supaya bisa
membaca, menulis, dan berhitung serta memperoleh ilmu pengetahuan kemudian
mendidik anak orang supaya menjadi manusia yang baik dan bermanfaat untuk
banyak orang banyak. Dengan demikian, sungguh berat sebenarnya tugas seorang
guru. Guru mengajar dan mendidik siswa dalam rangka mencetak generasi penerus
bangsa yang berkualitas dan berakhlak mulia, serta mampu melakukan perubahan-perubahan
ditengah masyarakat. Bisa dikatakan bahwa gurulah yang menjadi tolak ukur
keberhasilan dunia pendidikan di Negeri ini. Ditangan gurulah masa depan
generasi muda ini ditentukan. Oleh karena itu, sebagai guru kita mesti
hati-hati dalam menjalankan tugas mulia ini. Jika kita salah dalam mendidik
mereka, maka akan salah pula nanti produk pendidikan yang dihasilkan. Ingat
bahwa yang kita cetak ini adalah manusia. Jadi, butuh kerja keras dan kesabaran
uang ekstra.
Dalam pendidikan, output yang yang
kita harapkan tentunya adalah siswa yang bukan baik saja tetapi juga harus
benar. Oleh karena itu, guru sebagai pencetaknya juga harus melakukan
pengajaran dan pendidikan dengan cara yang baik dan benar. Ingat, baik saja
belum cukup. Sesuatu yang baik belum tentu benar. Mengajar adalah sesuatu yang
baik, tetapi belum tentu kita mengajarnya dengan cara yang benar. Oleh karena
itu, baik dan benar harus menjadi suatu satu kesatuan yang utuh, berjalan
secara bersama-sama dan tidak boleh ada yang tertinggal. Jadi, bagaimana cara
menjadi guru yang baik dan benar?
Menurut saya ada beberapa hal yang
mesti dilakukan oleh seorang guru diantaranya :
1.
Meluruskan niat
menjadi guru
Banyak
diantara kita menjadi guru yang hanya sekedar pelarian saja. Karena tidak dapat
pekerjaan lain, karena kebutuhan Pegawai Negeri Sipil guru lebih besar
dibandingkan Pegawai Negeri Sipil yang lainnya dan karena banyak hal yang
lainnya. Jika begini maka kita tidak akan memiliki target dan visi yang jelas
ketika menjadi guru. Mungkin cenderung hanya berorientasi pada materi semata. Bukan keberhasilan
pendidikannya. Oleh karena itu, sebelum menjalani profesi sebagai guru, marilah
kita bersama-sama meluruskan niat lagi. Kenapa kita menjadi guru? Hanya sekedar
mencari nafkah atau memeng ingin mengabdikan diri pada dunia pendidikan agar
dapat mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas?
2.
Memiliki akhlak
yang mulia
Istilah
“Guru” sering kita kenal dengan istilah “digugu” dan “ditiru”. Nah, ini berarti
guru merupakan suri tauladan bagi murid-muridnya. Segala gerak-gerik, perkataan
dan tingkah laku guru sedikit banyaknya akan dicontoh murid-muridnya. Oleh
karena itu, kita harus mencontohkan akhlak yang mulia bagi murid-murid kita.
Agar mereka juga bisa menjadi manusia yang berakhlak mulia. Jadi, hindarilah
sifat-sifat tercela seperti membenci, marah yang berlebihan, mengeluarkan
kata-kata kotor, mencaci murid, dendam terhadap murid, dan berlaku tidak sopan
terhadap murid. Hargailah murid terlebih dahulu sebelum kita meminta murid
untuk menghargai kita. Sayangilah murid, sebagaimana kita sayang pada anak kita
sendiri. Jika kita tidak mampu menampilkan akhlak yang mulia, maka kecil
harapan kita bisa mencetak siswa yang berakhlak mulia.
3.
Senantiasa
belajar untuk menjadi pribadi yang baik
Jika
sekarang sudah baik, maka berusahalah terus untuk lebih baik di hari-hari
berikutnya. Jika kita belum baik, maka perbaiki diri kita mulai sekarang dan
terus ditingkatkan untuk hari-hari berikutnya. Yang jelas semua itu proses
belajar. Jika hari ini kita salah dalam memperlakukan murid, maka belajarlah
untuk memperbaikinya di lain waktu. Dengan demikian murid akan mencontoh
kebiasaan kita. Yakni senantiasa belajar untuk menjadi lebih baik.
4.
Pandanglah murid
itu sebagai manusia yang memiliki potensi masing-masing
Jangan
pandang mereka seperti gelas kosong yang siap kita tuangi air sampai penuh
bahkan meluber. Setiap manusia pasti memiliki potensi masing-masing. Lalu kita
tinggal menggali dan mengembangkannya saja. Dengan demikian, proses belajar
akan lebih bermakna dan mempereoleh hasil yang maksimal.
5.
Jangan pernah
merasa diri kita selalu bener dan murid tidak boleh benar dari kita
Setiap
manusia tidak ada yang sempurna, meskipun kita adalah seorang guru dan lebih
tua dari murid tetap saja berpeluang untuk salah. Dan murid meskipun lebih muda
dan mungkin ilmunya belum sebanyak kita tetap saja pasti berpeluang untuk lebih
benar daripada kita. Kita sama-sama manusia yang memiliki peluang yang sama
untuk berbuat salah. Jadi, seorang guru jangan pernah merasa lebih benar dari murid-muridnya.
Mengajar itu adalah ibadah, jadi
jangan pernah berputus asa atas berbagai masalah yang kita temui selama dalam
proses pendidikan ini. Insya Allah, amal ibadah kita selama menjadi guru akan
membawa kita pada derajat kemuliaan disisi-Nya. Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar